Tampil dengan kulit yang sehat dan cerah tentu dambaan setiap wanita. Namun ketika hamil, tidak semua treatment dan kosmetik dapat digunakan, karena akan berpengaruh bagi perkembangan dan kesehatan janin. Mengapa bisa demikian serta kosmetika apa saja yang dilarang?
Kehamilan merupakan suatu anugerah yang harus disyukuri. Namun ketika hamil, hormon dalam tubuh mengalami perubahan, oleh karena itu, harus selwktif dalam mengonsumsi obat, kosmetik dan perawatan kecantikan. Perawatan yang bisa dilakukan pada saat hamil adalah facial dan pemakaian krim-krim tertentu.
Ada beberapa ranbu-rambu yang harus diperhatikan bagi ibu hamil yang ingin melakukan perawatan tubuh. Antara lain adalah bahan yang digunakan aman dan tidak diserap oleh kulit dalam jumlah yang membahayakan sehingga bisa berpengaruh terhadap janin, terutama pada trimester pertama. Pada fase ini terjadi pembentukan anggota tubuh pada janin.
1. Oral Retinoid (asam vitamin A sistematik).
Ini biasanya digunakan untuk terapi jerawat sebab mempunyai efek teratogenik, yaitu bisa menyebabkan berberapa kecacatan pada janin. Obat ini sebaiknya juga tidak dikonsumsi oleh wanita yang sedang merencanakan kehamilan.
2. Retinoid Topikal.
Menurut beberapa penelitian, penyerapan secara sistematik masih diragukan dan kadar retinoid dalam darah ternyata tidak meningkat dengan pemakaian retinoid tropikal dua kali sehari selama satu bulan pada konsentrasi tretinoin 0,025% dan dioleskan lebih dari 40% permukaan tubuh. Meskipun belum ada bukti bahwa topikal retinoid tidak menyebabkan efek teratogenik pada kehamilan, sebaiknya ibu hamil menghindari pemakaian bahan ini.
3. Antibiotik.
Pemberian antibiotika topikal untuk pengobatan jerawat yang aman adalah eritromisin. Oral antibiotika yang aman diberikan pada ibu hamil adalah dari golongan eritromisin. Pemberian tetrasiklin oral dilarang selama kehamilan dan menyusui karena bisa menyebabkan kelainan pewarnaan pada gigi.
Meskipun laser tidak menyebabkan radiasi seperti pada sinar rontgen, akan tetapi sebaiknya dihindari terlebih dahulu selama masa kehamilan.
Untuk perawatan dokter yang menggunakan krim pemutih, serta obat jerawat dan obat antibiotik topikal (oles) harus dihindari, terutama tiga bulan pertama. Bahan lain yang tidak boleh digunakan adalah kosmetik yang di dalamnya terkandung vitamin A serta produk turunan vitamin A.
Sementara untuk treatmen, hampir semua perawatan tidak boleh, terutama treatmen yang mengandung rasa sakit seperti botox, filler, laser dan sebagainya. Rasa cemas akan membuat rahim kontraksi di luar kewajaran, sedangkan kosmetik yang diperbolehkan adalah kosmetik yang mengandung AHA dan vitamin C.
Kehamilan merupakan suatu anugerah yang harus disyukuri. Namun ketika hamil, hormon dalam tubuh mengalami perubahan, oleh karena itu, harus selwktif dalam mengonsumsi obat, kosmetik dan perawatan kecantikan. Perawatan yang bisa dilakukan pada saat hamil adalah facial dan pemakaian krim-krim tertentu.
Ada beberapa ranbu-rambu yang harus diperhatikan bagi ibu hamil yang ingin melakukan perawatan tubuh. Antara lain adalah bahan yang digunakan aman dan tidak diserap oleh kulit dalam jumlah yang membahayakan sehingga bisa berpengaruh terhadap janin, terutama pada trimester pertama. Pada fase ini terjadi pembentukan anggota tubuh pada janin.
Stop Obat Jerawat
Ada beberapa obat atau bahan yang tidak boleh digunakan oleh ibu yang sedang hamil.1. Oral Retinoid (asam vitamin A sistematik).
Ini biasanya digunakan untuk terapi jerawat sebab mempunyai efek teratogenik, yaitu bisa menyebabkan berberapa kecacatan pada janin. Obat ini sebaiknya juga tidak dikonsumsi oleh wanita yang sedang merencanakan kehamilan.
2. Retinoid Topikal.
Menurut beberapa penelitian, penyerapan secara sistematik masih diragukan dan kadar retinoid dalam darah ternyata tidak meningkat dengan pemakaian retinoid tropikal dua kali sehari selama satu bulan pada konsentrasi tretinoin 0,025% dan dioleskan lebih dari 40% permukaan tubuh. Meskipun belum ada bukti bahwa topikal retinoid tidak menyebabkan efek teratogenik pada kehamilan, sebaiknya ibu hamil menghindari pemakaian bahan ini.
3. Antibiotik.
Pemberian antibiotika topikal untuk pengobatan jerawat yang aman adalah eritromisin. Oral antibiotika yang aman diberikan pada ibu hamil adalah dari golongan eritromisin. Pemberian tetrasiklin oral dilarang selama kehamilan dan menyusui karena bisa menyebabkan kelainan pewarnaan pada gigi.
Treatment
Selain pada produk kosmetik dengan bahan yang sudah disebutkan di atas, untuk perawatan pun juga harus diperhatikan. Salah satu treatmen yang harus dihindari adalah treatment laser.Meskipun laser tidak menyebabkan radiasi seperti pada sinar rontgen, akan tetapi sebaiknya dihindari terlebih dahulu selama masa kehamilan.
Bahan Nonmedis
Semua jenis kosmetik yang berhubungan dengan formula kedokteran tidak diperbolehkan dikonsumsi oleh ibu hamil. Biasanya perawatan yang menggunakan krim dokter yang mengandung vitamin A dan retinoid, karena dapat menjadi toksis untuk janin yang dikandung oleh ibu.Untuk perawatan dokter yang menggunakan krim pemutih, serta obat jerawat dan obat antibiotik topikal (oles) harus dihindari, terutama tiga bulan pertama. Bahan lain yang tidak boleh digunakan adalah kosmetik yang di dalamnya terkandung vitamin A serta produk turunan vitamin A.
Sementara untuk treatmen, hampir semua perawatan tidak boleh, terutama treatmen yang mengandung rasa sakit seperti botox, filler, laser dan sebagainya. Rasa cemas akan membuat rahim kontraksi di luar kewajaran, sedangkan kosmetik yang diperbolehkan adalah kosmetik yang mengandung AHA dan vitamin C.
0 komentar "Kosmetik yang Dilarang saat Hamil", Baca atau Masukkan Komentar
Posting Komentar