Hiperplasia payudara merupakan suatu kondisi dimana sel-sel dalam payudara tumbuh secara abnormal (berlebihan). Adapun penyebab dari hyperplasia payudara belum diketahui secara pasti.
Gejalanya adalah teraba pembesaran pada kelenjar payudara, bisa pada satu payudara dan bisa juga kedua payudara, kadang-kadang timbul nyeri apabila dipegang dan nyeri ini dapat hilang timbul sebelum dan sesudah menstruasi.
Oleh karena itu, kemungkinan rasa nyeri yang dialami akibat dari hyperplasia payudara.
Hyperplasia payudara dapat meningkatkan resiko terkena kanker payudara pada wanita sebanyak 1,5-2 kali lipat pada hiperplasia tipe biasa dan 4-5 kali lipat pada hyperplasia tipe atipik apabila dibandingkan dengan wanita yang tanpa kelainan payudara.
Tetapi tentu saja ada banyak faktor lain yang menyebabkan terjadinya kanker payudara tersebut, diantaranya adalah:
1. Faktor genetik.
Terdapat peningkatan resiko keganasan pada wanita yang keluarganya menderita kanker payudara. Diperkirakan bahwa 5 persen semua kanker payudara adalah akibat faktor keturunan.
Riwayat keluarga merupakan komponen yang penting dalam riwayat penderita yang akan dilaksanakan screening untuk kanker payudara.
2. Faktor reproduksi.
Karakteristik yang berhubungan dengan peningkatan resiko kanker payudara adalah kehamilan pertama di usia lebih dari 30 tahun, menstruasi pertama di usia kurang dari 12 tahun, menopause pada usia yang lebih tua.
3. Faktor hormonal.
Beberapa penelitian menyebutkan bahwa terdapat hubungan signifikan antara penggunaan hormon estrogen dengan terjadinya kanker payudara. Wanita yang menggunakan obat kontrasepsi oral untuk jangka panjang memiliki resiko 24 persen lebih tinggi untuk terkena kanker payudara sebelum menopause.
Jika wanita berhenti menggunakan pil, maka resiko ini akan berangsur-angsur berkurang dan sesudah 10 tahun maka resikonya sama dengan wanita yang tidak pernah menggunakan pil.
4. Kelainan payudara.
Pada kasus-kasus tumor jinak seperti fibroadenoma, tidak ada peningkatan resiko terjadinya kanker payudara. Hanya saja ada peningkatan resiko 1,5-2 kali lipat pada hyperplasi tipe biasa dan 4-5 kali tipe atipik.
5. Faktor Obesitas dan makanan.
Terdapat hubungan yang positif antara berat badan berlebihan dengan kanker payudara pada wanita pasca menopause. Sedangkan makanan yang termasuk meningkatkan resiko adalah konsumsi lemak dan alkohol.
6. Faktor radiasi.
Terpapar radiasi ionisasi selama atau sesudah pubertas meningkatkan resiko terjadinya kanker payudara. Dari beberapa penelitian disimpulkan terdapat hubungan antara kanker payudara dengan usia terpaparnya radiasi tersebut.
Sebagai saran saja, kalau memang didiagnosa positif menderita hyperplasia payudara, berarti diperlukan pemantauan yang lebih oleh dokter, misalnya pemeriksaan fisik payudara yang rutin disertai pemeriksaan penunjang seperti USG maupun mamografi setiap tahun sekali sebagai screening kanker payudara.
Semoga bermanfaat.
Gejalanya adalah teraba pembesaran pada kelenjar payudara, bisa pada satu payudara dan bisa juga kedua payudara, kadang-kadang timbul nyeri apabila dipegang dan nyeri ini dapat hilang timbul sebelum dan sesudah menstruasi.
Oleh karena itu, kemungkinan rasa nyeri yang dialami akibat dari hyperplasia payudara.
Hyperplasia payudara dapat meningkatkan resiko terkena kanker payudara pada wanita sebanyak 1,5-2 kali lipat pada hiperplasia tipe biasa dan 4-5 kali lipat pada hyperplasia tipe atipik apabila dibandingkan dengan wanita yang tanpa kelainan payudara.
Tetapi tentu saja ada banyak faktor lain yang menyebabkan terjadinya kanker payudara tersebut, diantaranya adalah:
Faktor Penyebab
1. Faktor genetik.
Terdapat peningkatan resiko keganasan pada wanita yang keluarganya menderita kanker payudara. Diperkirakan bahwa 5 persen semua kanker payudara adalah akibat faktor keturunan.
Riwayat keluarga merupakan komponen yang penting dalam riwayat penderita yang akan dilaksanakan screening untuk kanker payudara.
2. Faktor reproduksi.
Karakteristik yang berhubungan dengan peningkatan resiko kanker payudara adalah kehamilan pertama di usia lebih dari 30 tahun, menstruasi pertama di usia kurang dari 12 tahun, menopause pada usia yang lebih tua.
3. Faktor hormonal.
Beberapa penelitian menyebutkan bahwa terdapat hubungan signifikan antara penggunaan hormon estrogen dengan terjadinya kanker payudara. Wanita yang menggunakan obat kontrasepsi oral untuk jangka panjang memiliki resiko 24 persen lebih tinggi untuk terkena kanker payudara sebelum menopause.
Jika wanita berhenti menggunakan pil, maka resiko ini akan berangsur-angsur berkurang dan sesudah 10 tahun maka resikonya sama dengan wanita yang tidak pernah menggunakan pil.
4. Kelainan payudara.
Pada kasus-kasus tumor jinak seperti fibroadenoma, tidak ada peningkatan resiko terjadinya kanker payudara. Hanya saja ada peningkatan resiko 1,5-2 kali lipat pada hyperplasi tipe biasa dan 4-5 kali tipe atipik.
5. Faktor Obesitas dan makanan.
Terdapat hubungan yang positif antara berat badan berlebihan dengan kanker payudara pada wanita pasca menopause. Sedangkan makanan yang termasuk meningkatkan resiko adalah konsumsi lemak dan alkohol.
6. Faktor radiasi.
Terpapar radiasi ionisasi selama atau sesudah pubertas meningkatkan resiko terjadinya kanker payudara. Dari beberapa penelitian disimpulkan terdapat hubungan antara kanker payudara dengan usia terpaparnya radiasi tersebut.
Sebagai saran saja, kalau memang didiagnosa positif menderita hyperplasia payudara, berarti diperlukan pemantauan yang lebih oleh dokter, misalnya pemeriksaan fisik payudara yang rutin disertai pemeriksaan penunjang seperti USG maupun mamografi setiap tahun sekali sebagai screening kanker payudara.
Semoga bermanfaat.
0 komentar "Hiperplasia Payudara Sebabkan Kanker Payudara", Baca atau Masukkan Komentar
Posting Komentar