Keluhan pusing yang dirasakan Gayatri Wailissa (17) setelah berolahraga ternyata berakhir duka. Remaja yang menguasai 13 bahasa itu meninggal dunia setelah dirawat empat hari di ruang ICU akibat perdarahan otak.
Perdarahan otak sebenarnya adalah stroke hemoragik yang terjadi bila pembuluh arteri otak bocor atau pecah. Bila ada arteri yang bocor, maka darah akan mengalir masuk ke otak dan menimbulkan tekanan, serta matinya jaringan saraf. Kondisi ini disebut perdarahan intraserebral.
Menurut para ahli di Mayo Clinic, jenis stroke hemoragik yang cukup sering adalah perdarahan subaraknoid. Stroke ini terjadi ketika ada perdarahan di dalam rongga di antara permukaan otak dan tulang tengkorak.
Stroke hemoragik atau perdarahan di otak sebagian besar terjadi karena adanya aneurisma atau menggelembungnya dinding arteri pada bagian dinding arteri sampai seperti balon. Ketika aneurisma ini pecah, maka darah akan mengalir masuk ke otak dan menimbulkan tekanan serta matinya jaringan saraf.
Perdarahan subaraknoid yang terjadi secara spontan itu paling sering terjadi akibat pecahnya sebuah aneurisma (membesarnya sebagian pembuluh darah arteri sampai seperti balon).
Menurut dr Andreas Harry, spesialis saraf, selain aneurisma, perdarahan di otak juga bisa disebabkan oleh kelainan pembuluh darah otak yang disebut arterio venous malformation (AVM).
"Kedua kelainan ini bisa dideteksi dengan CT-scan, MRI, atau pemeriksaan angiography (MRA)," katanya kepada Kompas.com, Jumat (24/10/2014).
Aneurisma atau AVM, imbuh Andreas, biasanya tidak menimbulkan gejala yang khas. "Paling hanya pusing-pusing saja atau sakit kepala," katanya.
Biasanya sekitar separuh dari kasus penyakit ini berakhir dengan kematian dan, kalaupun ada yang berhasil melewatinya, biasanya mengalami cacat permanen.
Perdarahan otak sebenarnya adalah stroke hemoragik yang terjadi bila pembuluh arteri otak bocor atau pecah. Bila ada arteri yang bocor, maka darah akan mengalir masuk ke otak dan menimbulkan tekanan, serta matinya jaringan saraf. Kondisi ini disebut perdarahan intraserebral.
Menurut para ahli di Mayo Clinic, jenis stroke hemoragik yang cukup sering adalah perdarahan subaraknoid. Stroke ini terjadi ketika ada perdarahan di dalam rongga di antara permukaan otak dan tulang tengkorak.
Stroke hemoragik atau perdarahan di otak sebagian besar terjadi karena adanya aneurisma atau menggelembungnya dinding arteri pada bagian dinding arteri sampai seperti balon. Ketika aneurisma ini pecah, maka darah akan mengalir masuk ke otak dan menimbulkan tekanan serta matinya jaringan saraf.
Perdarahan subaraknoid yang terjadi secara spontan itu paling sering terjadi akibat pecahnya sebuah aneurisma (membesarnya sebagian pembuluh darah arteri sampai seperti balon).
Menurut dr Andreas Harry, spesialis saraf, selain aneurisma, perdarahan di otak juga bisa disebabkan oleh kelainan pembuluh darah otak yang disebut arterio venous malformation (AVM).
"Kedua kelainan ini bisa dideteksi dengan CT-scan, MRI, atau pemeriksaan angiography (MRA)," katanya kepada Kompas.com, Jumat (24/10/2014).
Aneurisma atau AVM, imbuh Andreas, biasanya tidak menimbulkan gejala yang khas. "Paling hanya pusing-pusing saja atau sakit kepala," katanya.
Biasanya sekitar separuh dari kasus penyakit ini berakhir dengan kematian dan, kalaupun ada yang berhasil melewatinya, biasanya mengalami cacat permanen.
0 komentar "Kenali Penyakit Pendarahan Otak Seperti Gayatri Wailissa", Baca atau Masukkan Komentar
Posting Komentar