MENGISAP jempol seperti kebiasaan yang natural.
Mengisap ibu jari ini seperti menjadi ritual favorit bayi lima tahun (balita). Sebelum belajar memegang atau mampu meraih benda, bayi lebih dulu belajar memegang tangan. Refleks, bayi memahami bahwa jempol serasa seperti puting susu ibu. �Perasaan tenang yang didapatkan bayi membuatnya terbiasa mengisap jempol agar bisa tertidur.
Mengisap ibu jari merupakan fakta wajar bagi bayi berusia di bawah setahun. Sedikit demi sedikit, kebiasaan mengisap ini akan ditinggalkan. Umumnya akan berhenti sama sekali saat anak berusia lebih dari tiga tahun.
Yanti menerangkan, setiap bayi normal pasti akan melakukan isap jempol. Bayi mengisap jempol bisa karena dorongan psikologis; lapar atau haus.
Tapi, orangtua sering merasa risih dengan kebiasaan isap jempol si kecil. Sehingga memberikan empeng sebagai alternatif. Dengan tujuan kebiasaan mengisap jempol bisa berhenti. Padahal, tegas Yanti, pemberian empeng merupakan cara yang kurang tepat untuk menghentikan kebiasaan isap jempol. Empeng bisa menyebabkan kembung bayi hingga perkembangan rahang yang kurang baik.
Apalagi jika membiarkan mengisap empeng sampai tidur. Hal aman yang bisa dilakukan untuk mengurangi kebiasaan dengan cara mengajarkan kebiasaan, responsif. Ketika bayi mulai menangis karena rasa haus, Bunda bisa segera menyusui atau memberikan susu sesuai takaran. Mengatur jadwal minum air susu ibu teratur membuat si kecil terhadap dari kebiasaan mengisap jempol.
Sebab, kebutuhan oral bayi terpenuhi dengan minum susu. Bisa juga dengan mengalihkan dengan cara memegang tangan anak dan mengelusnya. Atau berikan teether yang bisa ia gigit sebagai pengganti jempol.
�Jadi tidak perlu memaksakan bayi berhenti mengisap jari. Apalagi sampai menarik paksa jari keluar dari mulut bayi. Ini dapat menimbulkan rasa frustasi pada si kecil, tangis yang tidak berhenti, dan sulit untuk tidur,� kata psikolog Rock Ministries, Balikpapan ini.
Mengisap jempol sampai usia 3 tahun itu masih wajar, selebihnya itu baru bermasalah. Jangan sampai ini akan menjadi kebiasaan yang terbawa hingga besar nanti.
sumber:
jpnn.com
Mengisap ibu jari ini seperti menjadi ritual favorit bayi lima tahun (balita). Sebelum belajar memegang atau mampu meraih benda, bayi lebih dulu belajar memegang tangan. Refleks, bayi memahami bahwa jempol serasa seperti puting susu ibu. �Perasaan tenang yang didapatkan bayi membuatnya terbiasa mengisap jempol agar bisa tertidur.
Mengisap ibu jari merupakan fakta wajar bagi bayi berusia di bawah setahun. Sedikit demi sedikit, kebiasaan mengisap ini akan ditinggalkan. Umumnya akan berhenti sama sekali saat anak berusia lebih dari tiga tahun.
Yanti menerangkan, setiap bayi normal pasti akan melakukan isap jempol. Bayi mengisap jempol bisa karena dorongan psikologis; lapar atau haus.
Tapi, orangtua sering merasa risih dengan kebiasaan isap jempol si kecil. Sehingga memberikan empeng sebagai alternatif. Dengan tujuan kebiasaan mengisap jempol bisa berhenti. Padahal, tegas Yanti, pemberian empeng merupakan cara yang kurang tepat untuk menghentikan kebiasaan isap jempol. Empeng bisa menyebabkan kembung bayi hingga perkembangan rahang yang kurang baik.
Apalagi jika membiarkan mengisap empeng sampai tidur. Hal aman yang bisa dilakukan untuk mengurangi kebiasaan dengan cara mengajarkan kebiasaan, responsif. Ketika bayi mulai menangis karena rasa haus, Bunda bisa segera menyusui atau memberikan susu sesuai takaran. Mengatur jadwal minum air susu ibu teratur membuat si kecil terhadap dari kebiasaan mengisap jempol.
Sebab, kebutuhan oral bayi terpenuhi dengan minum susu. Bisa juga dengan mengalihkan dengan cara memegang tangan anak dan mengelusnya. Atau berikan teether yang bisa ia gigit sebagai pengganti jempol.
�Jadi tidak perlu memaksakan bayi berhenti mengisap jari. Apalagi sampai menarik paksa jari keluar dari mulut bayi. Ini dapat menimbulkan rasa frustasi pada si kecil, tangis yang tidak berhenti, dan sulit untuk tidur,� kata psikolog Rock Ministries, Balikpapan ini.
Mengisap jempol sampai usia 3 tahun itu masih wajar, selebihnya itu baru bermasalah. Jangan sampai ini akan menjadi kebiasaan yang terbawa hingga besar nanti.
sumber:
jpnn.com
0 komentar "Batita Mengisap Jempol Masih Wajar", Baca atau Masukkan Komentar
Posting Komentar